Pontianak Kubu Raya Sekadau Sanggau Landak Sintang Melawi Kapuas Hulu Ketapang Bengkayang Singkawang Mempawah Sambas Kayong Utara

Warga Desa Sungai Ilai Sanggau Tandu Orang Sakit Sejauh 3 Km Lewati Jalan Lumpur Bak Kubangan Kerbau

Menandu orang sakit warga sungai Ilai Kabupaten Sanggau.



Sanggau | wartakalbarterkini.com  - Warga Dusun Ilai Pejugan, Desa Sungai Ilai, Kecamatan Beduai, Kabupaten Sanggau, Kalbar harus bersusah payah melewati jalan berlumpur untuk menandu orang sakit terlihat viral di media sosial  melalui rekaman video warga bernama Muhammad Riky tak lain anak dari warga yang ditandu pada Rabu [3/5/2023 ] belum lama ini.


Dalam unggahan poto dan video tampak 7 [ tujuh ] dari 18  orang pria sebagian tanpa mengenakan baju menggangkat tandu seorang pria diketahui. bernama Noor [ 48 th ] secara bergantian mengangkat tandu melewati jalan berlumpur sejauh 3 km penuh perjuangan. disesi video tampak sesekali rombongan berhenti dan berlindung dibawah pohon sawit karena capek dan haus.


"Masyarakat yang mau berobat saja harus butuh perjuangan di jalan," ucap salah satu warga Senin 8 Mei 2023 .


Warga yang di tandu karena sedang sakit cukup parah sehingga harus segera di bawa berobat ke rumah sakit atau puskesmas pada Rabu (3/5/23) lalu.


Terlihat Noor di tandu menggunakan kayu yang di alaskan dengan alas karung goni. Kemudian sisi kanan dan kiri tersebut di ikat pada 2 batang kayu untuk mengangkat. Warga harus bersusah payah menggotong Noor melalui jalan berlumpur di tengah hutan dan perkebunan. Noor juga sesekali di naungi dengan kain untuk melindunginya dari panas matahari.


"Pak Noor sakit karena kaki sebelah kirinya patah akibat kecelakaan jatuh dari motor saat melalui jalan tersebut saat akan berkunjung sekitar seminggu yang lalu," ucap Riky.


Mereka memilih jalan pintas yang lebih dekat dan lumayan untuk di lalui, karena kalau melalui jalan poros menempuh jarak 4 - 5 Km dan memakan waktu tempuh lebih lama karena jalan sangat rusak parah.


"Di tandu dari rumah mau dibawa ke pulang ke kampung halaman di Bengkayang. Karena mobil tidak bisa lewat. Kondisi jalan berlumpur, licin dan naik turun. Jaraknya sekitar 3 Km dari jalan poros utama," ungkapnya.


Warga membutuhkan waktu tempuh sekitar kurang lebih 1 jam berjalan kaki. Selanjutnya, pak Noor di angkut menggunakan mobil Warga. Ironis memang, sebab sampai saat ini jalan yang menjadi akses utama warga Desa Ilai itu tak kunjung di perbaiki dan parahnya perusahaan tidak ada tanggung jawabnya.


"Itu jalur utama, tidak ada akses lain. Kalau kondisi jalan dulu lumayan bagus, sejak adanya perusahan sawit, jalan makin hancur. Kesulitannya harus jalan pelan-pelan karena jalan berlumpur dan licin agar tidak jatuh. Kedalaman lumpur sampai selutut," terangnya lagi.


Tidak hanya Pak Noor, setiap ada warga  yang sakit cukup parah, juga harus di tandu melalui jalur yang sama. Karena kondisi jalan yang berlumpur tidak bisa di lalui mobil maupun sepeda motor selama musim hujan. Begitu pula ketika ada penduduk  yang meninggal dunia di rumah sakit, jenazahnya juga harus di tandu dari jalan yang sama ke rumah duka.


Bahu membahu memikul orang sakit atau meninggal dunia, kata Riky, sudah menjadi tradisi masyarakat di sini. Mereka berinisiatif membantu warga yang sedang kesusahan tanpa harus di minta. Ia berharap, penderitaan warga ini segera berakhir. Satu-satunya solusi adalah pemerintah dan pihak perusahaan harus bergandengan untuk segera memperbaiki akses jalan.


"Kami tidak butuh jalan mulus, cukup di ratakan dan di padatkan pakai sirtu saja sudah senang. Kalau jalannya bisa di lalui, masyarakat sudah terbantu dari berbagai aspek," tegasnya.


Salah satu tokoh masyarakat Rian  membenarkan peristiwa tersebut. Warga terpaksa menandu Noor melalui jalan berlumpur sekitar 3 Km karena jalan tersebut tidak bisa di lalui kendaraan. Jalur tersebut hanya bisa di lalui kendaraan selama kemarau.


"Saya meminta kepada Pihak perusahaan dan Pemerintah supaya memperhatikan masyarakat setempat. Jangan hanya pada saat ada maunya saja merayu masyarakat. "tutupnya.[**]

Tinggalkan Komentar

Back Next